Pasar Buah dan Oleh-Oleh khas kepahiang


Image result for PASAR BUAH KEPAHIAG


PASAR buah-buahan yang ada di Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang menjadi salah satu objek wisata yang terdata di Bidang Pariwisata Dinas Perhubungan, Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubkominfo Budpar) Kepahiang.

Makanan yang kerap dijadikan oleh-oleh khas saat orang berkunjung ke Kabupaten Kepahiang tersebut diplot dengan harga murah meriah, hanya Rp 10 ribu per bungkus.Selain itu, mereka juga menjual buah-buahan seperti pisang ambon, pepaya khas Tebat Monok, alpukat, labu kuning atau bahasa setempat disebut perenggi, ubi jepang dan ubi madu. 

Kondisi saat ini sedang terjadi sepi pembeli memang pada periode September-Desember terjadi setiap tahunnya. Oleh karena itu, tak kaget lagi dengan hal itu meskipun hal itu  menganggu pemasukan pedagang. Diungkapkan Nena,(32) mayoritas warga sekitar menjual jualan yang sama
seperti keripik pisang, keripik ubi, peyek bayam, stik bayam, stik buah naga, stik ubi, pisang salai, pisang cokelat dan lainnya. dengan mengandalkan hasil pemasukan dari jualan mereka itula yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka.
“Biasanya ramai itu pas waktu liburan, lebaran, atau tahun baru. Kalau lagi ramai pemasukan bisa sampai Rp 2 jutaan sehari, kalau sekarang paling hanya Rp 100 ribu, itu juga susah,” terang Nena.

Nena mengungkapkan makanan-makanan tersebut hasil masakan sendiri  Begitu dengan dengan para pedagang lainnya yang berjualan di lokasi tersebut. Kecuali keripik sanjai yang mereka beli dari Curup, Kabupaten Rejang Lebong.

Untuk pembeli, selain warga Kabupaten Kepahiang, kebanyakan pembeli datang dari luar kota yang kebetulan melintas atau sedang jalan-jalan ke Bumei Sehasen. Ada yang dari Pekanbaru,Jambi, Lampung, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dan Kota Bengkulu. Lokasi yang berada di jalan lintas Kepahiang-Bengkulu tersebut dianggap strategis. “Kalau kendalanya mungkin pada saat seperti ini, pembelinya sepi, ini juga berpengaruh pada modal kita. Seperti buah-buahan ini akan membusuk jika tidak laku,” ungkap Nena. (32)

Pedagang lainnya, Deli (37) juga mengeluhkan hal yang sama yakni sepinya pembeli yang datang ke pondok jualan mereka. Menurut Deli, kondisi ini akan terjadi sampai dengan momen libur akhir pekan atau libur tahun baru mendatang. “Memang sekarang lagi sepi pembeli,” ujarnya.(**)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rujak dan Es Dogan di Pinggir Pantai

Beredar Pesan Hoax di Bengkulu